Karanganyar — Minggu pagi, 29 Juni 2025, kabut tipis masih menggantung malu-malu di pelataran Umbul Gunung Tugel , Karanganyar utara. Namun kehangatan tak datang dari matahari, melainkan dari tawa dan pelukan hangat para alumni yang kembali menyambung tali lama yang dulu pernah begitu erat: persaudaraan satu kelas, satu angkatan, satu cerita. Reuni keluarga besar Espero 88 , alumni SMP Negeri 2 Karanganyar angkatan 1988, kembali digelar. Namun seperti yang telah terjadi beberapa tahun terakhir, sorotan tak pernah bisa lepas dari satu kelompok yang selalu hadir dengan semangat utuh dan heboh: kelas 3C . Satu per satu anggota kelas 3C datang dengan kaos seragam berwarna senada, hasil perdebatan panjang dan diskusi berlapis-lapis di grup WhatsApp. Mungkin hanya Tuhan dan notifikasi HP yang tahu berapa banyak pesan yang saling silang demi menentukan warna, desain, hingga ukuran kaos itu. Tapi hasilnya bukan hanya baju, melainkan rasa: rasa memiliki, rasa rindu, dan ...
Semenjak kelas 1, ia memang di kelas C. Saat itu memang teman-teman yang beragama Katholik dikumpulkan di kelas C. Sedangkan yang beragama protestan di kelas A. Karena ia beragama Katholik dia selalu di kelas C, mulai kelas 1 sampai kelas 3. Ini bukan membeda-bedakan tetapi untuk memudahkan saja ketika jam pelajaran agama di waktu yang sama bisa diselenggarakan secara paralel pembelajaran untuk agama sesuai keyakinan masing-masing siswa. Gadis periang itu --memang sejak muncul di kelas kami semua melihatnya begitu-- muncul sejak hari pertama pembelajaran. Setelah satu minggu menjalani penataran P4. Namanya Anastasia Yani Norwaningsih. Ia termasuk siswi yang pintar. Setidaknya tak pernah dimarahi oleh Pak Parjo dan Pak Larno karena kurang paham pelajaran matematika. Dulu ia ikut tim marching band SMPN 2 Karanganyar yang legendaris saat itu. Karena tim besutan Pak Maksum dan Pak Totok Suwardi ini selalu menyabet juara di berbagai turnamen. Setelah lulus dan ada pelepasan di Ge...