Langsung ke konten utama

Mengenang Guru-guru Kami….

Sanepo Jawa mengatakan bahwa guru itu maksudnya digugu lan ditiru. Dalam banyak nasehat dikatakan bahwa kita harus menghormati guru. Profesi guru itu sangat terpuji dan sangat mulia. Guru juga adalah orang yang membukakan jendela pengetahuan kepada kita. Dan seterusnya…

Dalam khasanah pendidikan yang lebih jauh…muncul konsep baru yaitu pendidikan yang memperbolehkan para pihak yang terlibat dalam pendidikan mengkritisi tentang Pendidikan itu sendiri. Termasuk mengkritisi implementasi-implementasi sistem pendidikan. Orang menyebutnya sebagai pedagogik kritis.

Tapi bagi kami yang tidak menempuh jalur keilmuan “Pendidikan”, tidak berani melakukan itu. Selain tidak paham juga, nanti ndak kuwalat….kami memilih jalur lain saja. Kami ingin mengenang mereka yang telah mendidik kami di bangku sekolah menengah pertama. Kami mengenang jasa mereka yang telah membukakan keluasan jendela dunia kepada kami. Kalau pun metode mereka mengajar kami waktu itu mungkin kurang pas, atau kurang sesuai dengan hakikat pembelajaran yang baik, kami tak mempersoalkan itu. Biar para ahli pendidikan saja yang melakukannya…  

Di forum ini kami mencoba mengingat kembali siapa saja guru-guru yang mengajar kami, khususnya di kelas 3 SMP 2 Karanganyar.

Mungkin ada belasan atau bahkan puluhan guru yang saat itu mengajar kami…mereka saat itu berkantor di ruangan pojok timur laut sekolah kami.

Tapi banyak yang lupa, lupa wajah, lupa nama, lupa kenangan apa saja waktu. Siapa saja guru kami itu…semua sudah lupa. Maklum lah 33 tahun sudah kami meninggalkan interaksi dengan mereka…

Namun kadangkala kalau mengingat masa lalu remaja saat kami berseragam putih biru dengan kelihatan dengkulnya itu, tiba-tiba teringat mereka.

Ingatan di antara kami akan guru-guru di SMP 2 Karanganyar pun pasti sangat beragam. Ada yang mengingat sosok guru A, ada yang mengingat sosok pak guru C atau ada yang cuma mengingat ibu guru D.

Wajarlah daya ingat otak kita sangat bervariasi…

Ada yang teringat ibu Sukarti, karena mungkin memori relatifnya mengingat kebaikan, kepiawaian dan cara mengajarnya diterima oleh yang mengingatnya. Ada juga yang mengingat Pak Wiyono karena dia ingat bagaimana lucunya Pak Wiyono mengajar. Ada juga yang selalu mengingat Pak Parjo, karena guru matematika itu sering menyitir ungkapan sluman slumun slamet, slamet sluman slumun…sebuah parodi ungkapan yang pernah disitir oleh majalah remaja “MOP” tahun 1987-an.

Kami tergelitik mencoba mendokumentasikan kenangan yang sebenarnya materialnya juga tidak kami miliki.

Lalu kami mencoba kontak dengan salah satu guru yang saat ini masih aktif mengajar di SMP 2 Karanganyar. Kami meminta bantuan untuk mencarikan dokumentasi guru-guru kami waktu itu. Sesedikit dan sebanyak apapun. Alhamdulillah beliau berhasil mendapatkan dokumentasi tersebut.

Ini sebuah upaya yang sulit. Karena saat itu semua kamera pasti kamera dengan film seluloid. Tak ada dokumentasi digital seperti sekarang. Ada dua kesulitan yang muncul. Pertama bagaimana mencari dokumentasi cetaknya, dan kedua bagaimana membuatnya menjadi file digital.

Kami mengingat yang bertugas menjadi fotografer setiap momen kegiatan di SMP 2 Karanganyar adalah Pak Mugiharjo. Beliau mengajar IPA Biologi. Barangkali dokumentasi ini hasil jepretan beliau. Sampai di sini, mau tidak mau, suka tidak suka, membuat foto semua aktivitas ternyata bermanfaat kelak di kemudian hari.

Kami tidak mengenang satu dua dari guru-guru kami ini. Tetapi kami mengenang semua guru kami di SMP 2 Karanganyar adalah profil pendidik yang luar biasa dan telah berjasa mengantarkan kami, membantu kami membuka jendela pengetahuan seluas-luasnya…

Terima kasih guru… 

* buat teman-teman yang ingat nama-nama guru di foto bisa menyebutkannya di kolom komentar...terima kasih

Komentar

  1. Hampir di semua foto di atas, ada foto Bu Karti, guru bahasa Indonesia dan guru BP....di foto nomor 4 dari atas yang paling depan adalah Pam Wiyono. Guru matematika.

    BalasHapus
  2. Orangtua kedua kita. Yang memberikan warna di mimpi kita. Bekal kita untuk menjadi apa kita.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Reuni Angkatan 1988 SMP 2 Karanganyar Semarak di Rumah Dinas Bupati, Kelas 3C Tunjukkan Kekompakan

Karanganyar, 2 Juni 2024 - Minggu pagi yang cerah diwarnai dengan keceriaan di rumah dinas Bupati Karanganyar. Para alumni SMP 2 Karanganyar angkatan 1988 berkumpul untuk merayakan reuni setelah 36 tahun berlalu. Acara yang dihadiri oleh lebih dari 200 orang ini berlangsung meriah dan penuh kenangan. Sebelumnya, 17 Februari 2024 lalu Angkatan 1988 SMP 2 Karanganyar menggelar acara reuni di GunungTugel Pojok Mojogedang Karanganyar. Kebetulan Pak Penjabat Bupati Karanganyar itu hadir. Lantas dalam sambutannya, Pak Timotius mengundang dan mengajak alumni SMP 2 Karanganyar yang lulus tahun 1988 ini bisa reuni lagi di rumah dinas bupati. Reuni ini terasa istimewa karena penjabat bupati Karanganyar, Timotius Suryadi, juga merupakan alumni kelas 3A SMP 2 Karanganyar angkatan 1988. Timotius pada tanggal 15 Desember 2023 dilantik  menjadi Penjabat Bupati Karanganyar . Dalam sambutannya, Timotius mengungkapkan rasa senangnya bisa kembali bertemu dengan para sahabatnya dan mengenang masa-mas

Setelah 33 Tahun...

Ini tentang cerita komunitas sebuah kelas dari SMP yang berada di Jalan Lawu Kabupaten Karanganyar. Ya inilah kelas 3C SMP 2 Karanganyar.  33 tahun lalu, kira-kira bulan Juni 1988 komunitas ini dipaksa bubar dan berdiaspora, karena harus lulus dari sekolah lanjutan tingkat pertama itu. Sejak itu anggota komunitas itu berdiaspora. Ada yang tetap melanjutkan di SMA di Karanganyar. Ada yang geser ke utara yakni ke Sragen. Ada yang ke Kota Solo. Ada yang ke Karangpandan. Mungkin ada yang ke kota lain entah kota mana... Setelah lulus SMA mereka lebih luas dan makin rumit jalur pesebarannya. Masa-masa setelah itu makin rumit dan luas. Begitulah komunitas manusia...