Langsung ke konten utama

Merangkai Serpihan Kenangan di Tegalgede

 

SMPN 2 Karanganyar pada masa lalu
Sekolah kami, SMPN 2 Karanganyar memang berada di Kelurahan Tegalgede Kecamatan Karanganyar. Kurang tahu berada di dusun apa ia berada.

Sekolah kami berada di pinggir jalan utama relasi Kota Solo ke Tawangmangu. Namanya jalan Lawu. Lawu adalah nama gunung yang berdiri kokoh di ujung timur Kabupaten Karangnyar. Kalau cuaca baik kita bisa melihat gunung itu dari jalan Lawu depan sekolah kami.

Kini kondisi fisik sekolah dan lingkungan di sekitarnya sudah banyak berubah. Kami yang sudah tidak lagi lalu lalang di sekitar sekolah itu, mungkin tinggal bisa mengenang apa-apa yang dirasakan dan dilihat saat tiga tahun bersekolah di sana.

Sekali lagi tentu sudah tidak banyak yang ingat dengan penanda di lingkungan tersebut. Beberapa yang ikonik adalah gedung sekolah kami yang tentu saja telah berubah. Kemudian ada beberapa warung dan toko di samping dan depan sekolah.

Gedung SMPN 2 Karanganyar situasi sekarang
Di belakang sekolah ada kuburan yang dipisahkan oleh jalan kecil. Di samping barat ada jalan. Di ujung selatan jalan ini terdapat jembatan gantung.

Di seberang barat sekolah itu ada lapangan tenis, yang selalu ada orang berolah raga.

Saat itu tahun 1986-an sedang ngetren sepeda BMX. Sebagian besar siswa yang tinggal di sekitar Karanganyar kota menggunakan sepeda BMX ini kalau ke sekolah. Sebagian lain menggunakan sepeda jengki.

Di jembatan gantung, kalau pulang sekolah sering ada yang iseng menggoyang-goyang jembatan tersebut, sehingga mereka yang ada di atas jembatan ikut terayun-ayun hampir jatuh. Itu semata keisengan anak-anak SMP saat itu.

Jembatan gantung...
Wajah gedung sekolah kami sudah sangat berbeda kondisinya antara saat itu dengan situasi sekarang. Sekarang sudah dibangun dua lantai di bagian depan. Dulu semua hanya satu lantai. Halamn sekolah dulu tanah yang kalau hujan berlumpur, saat kemarau berdebu. Pak Drs. Suyono, kepala sekolah saat itu terinspirasi dengan sekolah-sekolah di Australia yang dia lihat saat kunjungan dua minggu ke sana. Begitu pulang dari Australia, kemudian ia menguruk semua halaman sekolah dengan batu kali yang kecil-kecil.  Kemudian ditanam pohon di pinggir halaman.

 Kenangan masa lalu terus mengalir, namun situasi juga terus berubah. Kami memiliki kenangan tahun 1986-an. Generasi berikutnya juga punya kenangan di tempat yang sama dengan situasi yang berbeda.

Namun kenangan akan lebih abadi kalau didokumentasikan....dan inilah sebagian kecil kenangan kami di SMPN 2 Karanganyar. Kenangan kami di Tegalgede

 

Komentar

  1. Sekelumit cerita ttg masa putih biru. 3 tahun bersama dengan segala suka dan duka. Kami melalui tanpa tahu akhir cerita nantinya kami seperti apa.
    Saat ini, dalam diam. Sering aku sering berucap syukur, pernah kenal dengan kalian semua. Menjadi warna ceria cerita indah kita.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Reuni Angkatan 1988 SMP 2 Karanganyar Semarak di Rumah Dinas Bupati, Kelas 3C Tunjukkan Kekompakan

Karanganyar, 2 Juni 2024 - Minggu pagi yang cerah diwarnai dengan keceriaan di rumah dinas Bupati Karanganyar. Para alumni SMP 2 Karanganyar angkatan 1988 berkumpul untuk merayakan reuni setelah 36 tahun berlalu. Acara yang dihadiri oleh lebih dari 200 orang ini berlangsung meriah dan penuh kenangan. Sebelumnya, 17 Februari 2024 lalu Angkatan 1988 SMP 2 Karanganyar menggelar acara reuni di GunungTugel Pojok Mojogedang Karanganyar. Kebetulan Pak Penjabat Bupati Karanganyar itu hadir. Lantas dalam sambutannya, Pak Timotius mengundang dan mengajak alumni SMP 2 Karanganyar yang lulus tahun 1988 ini bisa reuni lagi di rumah dinas bupati. Reuni ini terasa istimewa karena penjabat bupati Karanganyar, Timotius Suryadi, juga merupakan alumni kelas 3A SMP 2 Karanganyar angkatan 1988. Timotius pada tanggal 15 Desember 2023 dilantik  menjadi Penjabat Bupati Karanganyar . Dalam sambutannya, Timotius mengungkapkan rasa senangnya bisa kembali bertemu dengan para sahabatnya dan mengenang masa-mas

Setelah 33 Tahun...

Ini tentang cerita komunitas sebuah kelas dari SMP yang berada di Jalan Lawu Kabupaten Karanganyar. Ya inilah kelas 3C SMP 2 Karanganyar.  33 tahun lalu, kira-kira bulan Juni 1988 komunitas ini dipaksa bubar dan berdiaspora, karena harus lulus dari sekolah lanjutan tingkat pertama itu. Sejak itu anggota komunitas itu berdiaspora. Ada yang tetap melanjutkan di SMA di Karanganyar. Ada yang geser ke utara yakni ke Sragen. Ada yang ke Kota Solo. Ada yang ke Karangpandan. Mungkin ada yang ke kota lain entah kota mana... Setelah lulus SMA mereka lebih luas dan makin rumit jalur pesebarannya. Masa-masa setelah itu makin rumit dan luas. Begitulah komunitas manusia...

Mengenang Guru-guru Kami….

Sanepo Jawa mengatakan bahwa guru itu maksudnya digugu lan ditiru . Dalam banyak nasehat dikatakan bahwa kita harus menghormati guru. Profesi guru itu sangat terpuji dan sangat mulia. Guru juga adalah orang yang membukakan jendela pengetahuan kepada kita. Dan seterusnya… Dalam khasanah pendidikan yang lebih jauh…muncul konsep baru yaitu pendidikan yang memperbolehkan para pihak yang terlibat dalam pendidikan mengkritisi tentang Pendidikan itu sendiri. Termasuk mengkritisi implementasi-implementasi sistem pendidikan. Orang menyebutnya sebagai pedagogik kritis.