Langsung ke konten utama

Taliasih untuk Mantan Guru Olahraga

 

Tak ada yang ingat persis nama lengkapnya. Info yang mengalir di grup whatsapp pagi 9 Agustus 2022 lalu itu meyebutkan bahwa Pak Wito gerah. 2 bulan terakhir kondisinya ngedrop, dirawat di rumah.  Namun buru-buru diralat oleh anggota grup yang lain, kalau namanya Minto. “Namanya Suminto, rumahnya utara SD Kristen Karanganyar”, tambah yang lain.

Mungkin memang sudah lupa dengan nama lengkap beliau. Maklum para bekas siswa itu berinteraksi dengan guru olahraga itu sudah puluhan tahun lalu.

Saat itu dia suka ngajar olahraga (atau sekarang nama keren mata pelajaran itu pendidikan jasmani) di halaman sekolah. Kadangkala beliau mengajak murid-muridnya melakasanakan kegiatan pelajaran olah raga itu di lapangan luas --tapi belum jadi-- di belakang kompleks kantor DPRD Karanganyar.

Orangnya galak, suka menghukum push up, tapi kami semua yakin itu bukan wujud dari guru yang killer, tapi bentuk dari upaya beliau mendidik kedisiplinan kami.

Setelah lulus dari SMP 2 Karanganyar tentu dan bisa dipastikan tak ada diantara kami yang berinteraksi langsung dengan beliau. Itulah kenapa tak satupun di antara kami ingat nama lengkapnya dengan pasti.

Bahkan di antara kami ada yang tertukar  nama dengan guru olahraga kami yang lain di kelas 2 yaitu Puspito Karyo. Beliaunya sudah almarhum. Sebelumnya, setelah mengabdi di SMP 2 Karanganyar sempat pindah tugas mengajar di Sekolah Guru Olahraga di Klaten. Belakangan SGO ini dihapus oleh pemerintah dan berganti menjadi SMA N 3 Klaten.

Kembali ke Pak Minto, sungguh kami prihatin setelah mendapat kabar beliaunya menderita sakit. Sehingga kami berinisiatif mengumpulkan donasi bantuan yang mungkin tak seberapa terkumpulnya. Kami mengantarkanya (diwakili oleh rekan kami Ambar dan Cacik) untuk menyerahkan bantuan tersebut ke rumahnya. Alhamdulillah kami bisa bertemu dan bisa menyerahkan langsung bantuan itu pada tanggal 13 Agustus 2022.

Sekali lagi mungkin tak seberapa. Tapi inilah bentuk penghormatan, simpati dan persaudaraan dari kami yang telah dan pernah dididik oleh beliau. Kami membayangkan beliau sakit di masa pensiun dan tidak banyak yang bisa dibantu dari tempat kerja sekaligus tempat pegabdiannya dulu SMP 2 Karanganyar. Karena memang sistem tidak memungkinkan melakukan hal itu. Misalnya membuat wadah atau paguyuban para bekas guru yang pernah mengabdi di SMP 2 Karanganyar. Sehingga bisa saling membantu dalam kesulitan. Tetapi sekali lagi itu pengandaian yang rasanya tak mungkin diwujudkan.

Semoga apa yang kami lakukan bisa menjadi pengganti pengandaian di atas. Inilah sedikit yang bisa kami lakukan untuk mantan guru SMP kami. Semoga sehat terus Pak Minto....

 

Komentar

  1. Nama beliau kembali muncul saat aku bekerja di instansi kelurahan. Dimana banyak org tua murid mencari surat pernyataan yg hrs diketahui lurah, bahwa anak nya tidak bikin kesalahan lagi.

    Apapun itu beliau sdh memberi warna utk bekal hidup kita.

    Mendoakan beliau dan semua guru-guru kita. Diberi kesehatan dan kehidupan yang baik.

    Utk yg sudah menghadap Nya, kita doakan ..mendapat tempat yg baik disisi Nya. Aamiin

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Gunung Tugel Jadi Saksi Kekompakan Kelas 3C Espero 88

Karanganyar —   Minggu pagi, 29 Juni 2025, kabut tipis masih menggantung malu-malu di pelataran  Umbul Gunung Tugel , Karanganyar utara. Namun kehangatan tak datang dari matahari, melainkan dari tawa dan pelukan hangat para alumni yang kembali menyambung tali lama yang dulu pernah begitu erat: persaudaraan satu kelas, satu angkatan, satu cerita. Reuni keluarga besar  Espero 88 , alumni SMP Negeri 2 Karanganyar angkatan 1988, kembali digelar. Namun seperti yang telah terjadi beberapa tahun terakhir, sorotan tak pernah bisa lepas dari satu kelompok yang selalu hadir dengan semangat utuh dan heboh:  kelas 3C . Satu per satu anggota kelas 3C datang dengan kaos seragam berwarna senada, hasil perdebatan panjang dan diskusi berlapis-lapis di grup WhatsApp. Mungkin hanya Tuhan dan notifikasi HP yang tahu berapa banyak pesan yang saling silang demi menentukan warna, desain, hingga ukuran kaos itu. Tapi hasilnya bukan hanya baju, melainkan rasa: rasa memiliki, rasa rindu, dan ...

Reuni Angkatan 1988 SMP 2 Karanganyar Semarak di Rumah Dinas Bupati, Kelas 3C Tunjukkan Kekompakan

Karanganyar, 2 Juni 2024 - Minggu pagi yang cerah diwarnai dengan keceriaan di rumah dinas Bupati Karanganyar. Para alumni SMP 2 Karanganyar angkatan 1988 berkumpul untuk merayakan reuni setelah 36 tahun berlalu. Acara yang dihadiri oleh lebih dari 200 orang ini berlangsung meriah dan penuh kenangan. Sebelumnya, 17 Februari 2024 lalu Angkatan 1988 SMP 2 Karanganyar menggelar acara reuni di GunungTugel Pojok Mojogedang Karanganyar. Kebetulan Pak Penjabat Bupati Karanganyar itu hadir. Lantas dalam sambutannya, Pak Timotius mengundang dan mengajak alumni SMP 2 Karanganyar yang lulus tahun 1988 ini bisa reuni lagi di rumah dinas bupati. Reuni ini terasa istimewa karena penjabat bupati Karanganyar, Timotius Suryadi, juga merupakan alumni kelas 3A SMP 2 Karanganyar angkatan 1988. Timotius pada tanggal 15 Desember 2023 dilantik  menjadi Penjabat Bupati Karanganyar . Dalam sambutannya, Timotius mengungkapkan rasa senangnya bisa kembali bertemu dengan para sahabatnya dan mengenang masa...

Obituari: Perginya Guru Bahasa yang Periang itu...

Semenjak kelas 1, ia memang di kelas C. Saat itu memang teman-teman yang beragama Katholik dikumpulkan di kelas C. Sedangkan yang beragama protestan di kelas A. Karena ia beragama Katholik dia selalu di kelas C, mulai kelas 1 sampai kelas 3. Ini bukan membeda-bedakan tetapi untuk memudahkan saja ketika jam pelajaran agama di waktu yang sama bisa diselenggarakan secara paralel pembelajaran untuk agama sesuai keyakinan masing-masing siswa. Gadis periang itu --memang sejak muncul di kelas kami semua melihatnya begitu-- muncul sejak hari pertama pembelajaran. Setelah satu minggu menjalani penataran P4. Namanya Anastasia Yani Norwaningsih.  Ia termasuk siswi yang pintar. Setidaknya tak pernah dimarahi oleh Pak Parjo dan Pak Larno karena kurang paham pelajaran matematika. Dulu ia ikut tim marching band SMPN 2 Karanganyar yang legendaris saat itu. Karena tim besutan Pak Maksum dan Pak Totok Suwardi ini selalu menyabet juara di berbagai turnamen.  Setelah lulus dan ada pelepasan di Ge...